Numeralia Form1--10 in Local Languages of Yapen Isle Regency

  • Buha Aritonang Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Keywords: numeralia, method, descriptive, form, linker

Abstract

Numeralia are not as easy as counting one, two, three, and so on and its form in every language is different. The purpose of this studi was to discribe numeral forms 1 to 10 in the regional languages of Yfen Island district. The research was condukted in 12 different villages who has different language.The research method was using qualitative method.The result of this ressearch are (1) numeralia form from 1--10 is classified into (a) basic numeralia such as number from 1--5 in Ambai's, Saweru's, Yawa Onate's, Serui Laut's, Warari Onate's, Busami's, Marau's, Munggui's, Ansus-Papuma's, Poom's, Wabo's, and Wooi Dumani's langauge; number 6-7 in Ambai language; dan 6—9 in Marau's, Munggui's, Ansus-Papuma's, Poom's, Wabo's, dan Wooi Dumani's and (b)combined numeralia such as 8 and 9 in Ambai's dan 6—9 Saweru's, Yawa Onate's, Serui Laut's, and Warari Onate's; (ii) some of the derived numeralia in Yapen Isle local languages use linker rei/iji for add such as six in Saweru's dan Yawa's; (iii) linker ko 'add' is an important part to combine the derived numeralia from muner 6--9; (iv) derived numeralia has no linker if it describe number 6-9 in Warari Onate's, and (v) combined numeralia could be in the form of reduction such as number 10 in Ambai Language.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Buha Aritonang, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Numeralia itu tidak semudah berhitung satu, dua, tiga, dan seterusnya dan bentuknya pun dalam setiap bahasa berbeda-beda. Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mendeskripsikan bentuk numeralia 1—10 dalam bahasa-bahasa daerah di Kabupaten kepulauan Yafen Penelitian dilakukan di 12 kampung yang berdeda bahasa. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa (i) bentuk numeralia 1—10 dibedakan menjadi (a) numeralia dasar seperti numeralia 1—5 dan 10 dalam bahasa Ambai, Saweru, Yawa Onate, Serui Laut, Warari Onate, Busami, Marau, Munggui, Ansus-Papuma, Poom, Wabo, dan Wooi Dumani; 6—7 dalam bahasa Ambai; dan 6—9 dalam bahasa Marau, Munggui, Ansus-Papuma, Poom, Wabo, dan Wooi Dumani dan (b) numeralia gabungan seperti numeralia 8 dan 9 dalam bahasa Ambai dan 6—9 dalam bahasa Saweru, Yawa Onate, Serui Laut, dan Warari Onate; (ii) Sebagian numeralia turunan bahasa-bahasa daerah di Kabupaten kepulauan Yafen dihubungkan penghubung (linker) rei/iji ‘tambah’ seperti numeralia enam dalam bahasa Saweru dan Yawa; (iii) penghubung ko ‘tambah’ sangat penting untuk mewujudkan bentuk numeralia gabungan untuk pembentukan numeralia gabungan angka 6—9; (iv) numeralia gabungan tanpa penghubung untuk menyatakan angka 6—9 dalam Warari Onate; dan (v) numeralia gabungan dapat berbentuk pengurangan seperti bentuk numeralia gabungan untuk menyatakan angka 10 dalam bahasa Ambai.

References

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

---------. 2011. Tata Bahasa praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

---------. 2012. Lingustik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Corbett, Greville. G. 2004. Number. New York: Cambridge University Press.

Crystal, David. 2008. A Dictionary of Linguistic and Phonetics (edisi keenam). New York: Blackwell.

Crump, Thomas. 1997. The Anthropology of Numbers. New York: Cambridge University Press.

De Vries, Lourens. 2016. “Numeral Systems of the Awyu Language Family of Irian Jaya”. [http://booksandjournals.brillonline.com/]. Diunduh tanggal 23 Desember 2016.

Heryanto, Yusup. 2014. Ikhtisar Ilmu Bahasa 1. Leuwiliang: Kapas.

Koekoeh. 2016. “Melihat Papua dari Bahasa: Sebuah Pengantar”. [https://koekoeh.wordpress.com/2008/03/24/melihat-papua-dari-bahasa-sebuah-pengantar/]. Diunduh tanggal 9 Februari 2017.

Kridalaksana, Harimurti. 2007. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia, Edisi Kedua. Jakatra: Gramedia Pustaka Utama.

Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.

Moleong, Lexy. J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Putrayasa, Ida Bagus. 2010. Kajian Morfologi: Bentuk Derivasional dan Infleksional. Bandung: Refika Aditama.

Rofii, Afif. 2017. “Morfologi Bahasa Indonesia”. [http://afif-kamasragil.blogspot.co.id/2012/12/klasifikasi-kelas-kata-pertemuan-ke-8.html]. Diunduh tanggal 29 Mei 2017.

Samsuri. 1980. Analisa Bahasa: Memahami Bahasa Secara Ilmiah. Jakarta: Erlangga.

SIL. 2006. Bahasa-bahasa di Indonesia (Languages of Indonesia). Edisi Kedua. Jakarta: SIL Internasional Cabang Indonesia.

Yuniarto, Hendy. 2017. “Perbandigan Sistem Numeralia Bahasa Biak dan Bahasa Dusner di Teluk Cendrawasih Papua”. [http://adobsi.org/wp-content/uploads/2015/07/Hendy-Yuniarto.pdf]. Diunduh tanggal 19 Desember 2017.

Published
2017-06-01
How to Cite
Aritonang, B. (2017). Numeralia Form1--10 in Local Languages of Yapen Isle Regency. Gramatika: Jurnal Ilmiah Kebahasaan Dan Kesastraan, 5(1), 12-26. https://doi.org/10.31813/gramatika/5.1.2017.88.12--26